Ampuh untuk Monyet dan Tikus, Vaksin Lewat Hidung Lindungi dari Infeksi

Kamis, 27 Agustus 2020 - 12:03 WIB
loading...
Ampuh untuk Monyet dan Tikus, Vaksin Lewat Hidung Lindungi dari Infeksi
Partikel virus Corona (ungu, berwarna buatan) menginfeksi sel manusia (hijau). Foto/National Institutes of Health/Science Photo Library
A A A
JAKARTA - Penelitian pada tikus dan monyet menunjukkan bahwa vaksinasi hidung dapat melindungi hewan dari virus Corona baru. Vaksinasi semacam itu mungkin lebih efektif daripada bentuk suntikan dari vaksin yang sama. (Baca juga: Inilah Tiga Vaksin China yang akan Digunakan di Indonesia )

David Curiel dan Michael Diamond dari Washington University School of Medicine di St Louis, Missouri, dan rekan mereka membuat vaksin kandidat yang mengkode protein lonjakan SARS-CoV-2, yang digunakan virus untuk menyerang sel. Para peneliti kemudian memberikan vaksin kepada tikus yang direkayasa secara biologis yang memiliki reseptor protein untuk manusia.

Setelah disuntik dengan vaksin dan kemudian terpapar SARS-CoV-2, tikus tidak menunjukkan virus menular di paru-paru mereka -tetapi paru-paru mereka menyimpan sejumlah kecil RNA virus. Sebaliknya, tikus yang mendapat vaksin dimasukkan ke dalam hidung mereka sebelum terpapar tidak memiliki RNA virus yang dapat diukur di paru-paru mereka. Ini dan bukti lain menunjukkan bahwa vaksin hidung sepenuhnya menangkal infeksi, kata penulis seperti dilansir situs Live Science.

Ling Chen di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Guangzhou di China dan rekannya mengembangkan vaksin lain yang mengkodekan protein lonjakan. Para peneliti menemukan vaksin kera rhesus (Macaca mulatta) dari infeksi baik melalui hidung maupun suntikan.

Para penulis mengatakan, vaksin yang dapat diberikan melalui hidung memungkinkan orang untuk memvaksinasi dirinya sendiri.

Mutasi Dikaitkan Penyakit Tidak Terlalu Parah
Mutasi SARS-CoV-2 yang muncul di Asia Timur pada awal pandemik dikaitkan dengan gejala yang lebih ringan daripada yang disebabkan oleh versi virus yang tidak dimutasi.

Pada awal 2020, para peneliti di Singapura mengidentifikasi sekelompok kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian SARS-CoV-2 yang kehilangan sepotong DNA yang membentang di dua gen, ORF7b dan ORF8. Untuk menentukan konsekuensi dari perubahan ini, yang disebut penghapusan, Lisa Ng dari Jaringan Imunologi Singapura dan rekan membandingkan orang yang terinfeksi virus yang membawa penghapusan dengan orang yang terinfeksi oleh virus normal.

Tak satu pun dari 29 orang yang virusnya mengalami mutasi membutuhkan oksigen tambahan, tapi 26 dari 92 orang yang virusnya tidak memiliki mutasi membutuhkan oksigen tambahan. Virus yang menyebabkan penghapusan tersebut belum terdeteksi sejak Maret -mungkin karena tindakan pengendalian infeksi. (Baca juga: Nadiem Makarim Mulai Eksis di Instagram, Jokowi: Follow Mas Menteri Saja )

Virus yang bertanggung jawab atas wabah sindrom pernafasan akut parah (SARS) 2002-04 memperoleh penghapusan serupa pada gen ORF8, menunjukkan bahwa ini mungkin merupakan adaptasi penting untuk menginfeksi manusia, kata para penulis.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2023 seconds (0.1#10.140)