Paus Bungkuk di Atlantik Selatan Berhasil Bangkit dari Kepunahan

Kamis, 21 November 2019 - 06:01 WIB
Paus Bungkuk di Atlantik Selatan Berhasil Bangkit dari Kepunahan
Paus Bungkuk di Atlantik Selatan Berhasil Bangkit dari Kepunahan
A A A
ANTARTIKA - Paus bungkuk atau juga dikenal dengan nama humpback whales yang berada di perairan antara Amerika Serikat dan Antartika, tengah berjuang dari kepunahan setelah sering diburu oleh para penjahat yang hanya mencari keuntungan sendiri.

Ikan yang memiliki nama latin Megaptera novaeangliae ini diperkirakan berjumlah 25 ribu ekor, yang saat ini hidup di Atlantik Selatan bagian barat. Menurut peneliti dari Royal Society Open Science, angka tersebut merupakan 93% dari.total penghitungan yang dilakukan menggunakan metode baru.

Maria Vazques, Ahli Biologi dari National University of Mexico, Mexico City, mengatakan bahwa ini adalah kabar baik. Ia sedang mempelajari populasi paus bungkuk yang terancan punah di lepas pantai Meksiko bagian barat, dan mengamati kemajuan dari populasi tersebut.

“Kami mengamatinya dari tahun ke tahun. Di sana paus bungkuk telah memiliki banyak keturunan, karena terlihat banyak paus yang berusia muda.,” kata Maria, dilansir dari laman Science News, Rabu (20/11/2019).

Kelahiran baru ini diperkirakan juga terjadi di seluruh dunia. Dari 14 populasi yang diketahui – tujuh berada di Bumi bagian selatan dan tujuh lagi berada di Bumi bagian utara – 10 di antaranya menunjukkan tanda-tanda kelahiran baru.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administratio n, empat populasi lainnya belum menunjukkan hal serupa, dan dianggap terancam punah.

Perburuan paus bungkuk telah dimulai sekitar sejak 1830 di Atlantik Selatan bagian barat. Sejak saat itu, total populasi paus bungkuk di sana merosot hingga 440 ekor pada 1958. Sejak pelarangan perburuan pada 1986, populasinya mulai pulih hingga saat ini.

International Whaling Commission menilai, antara tahun 2006 hingga 2015, populasi paus bungkuk telah tumbuh sekitar 30% dari total populasi sebelum dieksploitasi. Namun, menghitung jumlah hewan yang kerap berimigrasi hingga ribuan kilometer memang sangat sulit.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8057 seconds (0.1#10.140)