Tertekan Trump, CEO TikTok Mengundurkan Diri

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 07:11 WIB
loading...
Tertekan Trump, CEO TikTok Mengundurkan Diri
Presiden AS Donald Trump. Foto/dok
A A A
NEW YORK - Chief Executive Officer (CEO) TikTok , Kevin Mayer, akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan itu diambil akibat tekanan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. TikTok dituduh Pemerintah AS telah memanen data warga AS dari China.

TikTok, tak dapat dimungkiri, merupakan satu-satunya aplikasi asal China yang sukses besar di AS. Perusahaan teknologi raksasa AS seperti Microsoft bahkan berminat untuk bekerja sama dan menanamkan saham di sana. Namun, sama seperti Huawei, kesuksesan TikTok terhambat politisasi.

Trump tidak hanya mengancam akan melarang TikTok beroperasi di AS, tapi juga mengancam perusahaan AS yang hendak meneken kerja sama dengan TikTok. Politisi dari Partai Republik tersebut ingin server TikTok bagi warga AS sepenuhnya beroperasi di AS sehingga tidak ada data yang tersimpan di China. (Baca: Setelah Kudeta TikTok, Trumph Berniat Gulingkan Alibaba)

“Belakangan ini lingkungan politik berubah tajam. Saya melakukan refleksi yang signifikan tentang perlunya perubahan struktur korporasi,” ujar Mayer dalam memonya kepada karyawan, dikutip CNN. “Dengan berat hati saya ingin memberi tahu kalian semua bahwa saya memutuskan untuk pergi dari TikTok.”

Mayer, mantan eksekutif senior Disney, direkrut ByteDance sebagai pemilik TikTok untuk memimpin TikTok pada awal tahun ini setelah aplikasi asal China itu menggalang popularitas di AS. Selain menjadi CEO TikTok, Mayer juga menjadi chief operating officer (COO) ByteDance. Tapi, kepemimpinannya hanya bertahan kurang dari empat bulan. “Kami mengapresiasi dinamika politik dalam beberapa bulan terakhir dan sepenuhnya menghargai keputusan Mayer,” ungkap TikTok.

Namun, seperti dilansir The Wall Street Journal, wacana perombakan struktur eksekutif TikTok di luar China sudah muncul sebelum Trump mengeluarkan perintah eksekutif tahun ini. (Baca juga: Disebut hendak Nyapres di 2024, Gatot Nurmantyo Bilang Begini)

Investor Edith Yeung yang belakangan ini sering menanamkan saham di perusahaan startup China mengatakan, kepergian Mayer merupakan kabar buruk dan dapat memberikan dampak besar pada TikTok di AS. Dia menilai seorang “kapten” tidak mungkin pindah menuju kapal lain tanpa sebab mendesak.

Sejak Trump mengeluarkan perintah eksekutif, TikTok balik menggugat. Menurut TikTok, tuduhan Trump tidak berdasar dan bertumpu pada undang-undang yang tidak relevan. TikTok juga mengaku tidak membagikan database pengguna kepada Pemerintah China. Seluruh data juga disimpan di AS dan Singapura.

TikTok memiliki sekitar 100 juta pengguna di AS dan ditawar USD40-50 miliar oleh Microsoft dan Oracle. Keduanya mengincar TikTok yang beroperasi di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Secara keseluruhan, aplikasi yang diluncurkan di China pada 2016 itu memiliki sekitar 690 juta pengguna aktif pada Juli.

Lampaui Facebook
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)