Pentolan Peneliti Ebola-SARS Desak WHO dan AS Masuk ke China

Sabtu, 15 Februari 2020 - 13:17 WIB
Pentolan Peneliti Ebola-SARS Desak WHO dan AS Masuk ke China
Pentolan Peneliti Ebola-SARS Desak WHO dan AS Masuk ke China
A A A
WUHAN - Virus Corona yang semakin menakutkan membuat dunia kian mencekam, hal ini juga menjadi perhatian khusus pentolan peneliti virus SARS dan Ebola, Dr. David S. Fedson meminta para ahli di Dunia bersatu perangi

Dr. David S. Fedson adalah ahli pemimpin tim saat wabah SARS tahun 2003 di Hong Kong. Kemudian saat epidemi Ebola tahun 2014 di Afrika Barat. BACA JUGA: AS Pastikan Hanya Tuhan yang Bisa Hentikan Virus Corona

Seperti dilansir dari EPOCH, dirinya berbagi pengalaman waat epidemi Ebola tahun 2014 di Afrika Barat, Dr. David S. Fedson secara tidak sengaja menerima tantangan industri dari Organisasi Kesehatan Dunia serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, yang hanya fokus menggunakan vaksin untuk mencegah penyakit melalui imunisasi. BACA JUGA: Fakta Corona Ditutupi, Satelit Beberkan Kadar Sulfur Dioksida di China

Masalah yang ia sadari kemudian, seperti yang ditemukan China saat ini dan apa yang dibuktikan oleh konsorsium Peristiwa 201 pada musim gugur lalu, bahwa vaksin bukanlah obat untuk menyembuhkan.

Mereka membutuhkan waktu untuk mengembangkan, menguji, memurnikan, memproduksi secara massal, dan kemudian mendistribusikan vaksin. Dan itu pun jika vaksinnya benar dan virus tidak bermutasi secara bermakna selama produksi. Baca JUGA: Virus Corona Dibuat dari 2.000 Spesies Kelelawar Selama 8 Tahun .

Dr. David S. Fedson juga menyadari bahwa istilah pemasaran Organisasi Kesehatan Dunia serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS, yaitu kesiapsiagaan pandemi dan keamanan kesehatan global,” bukanlah solusi untuk sebuah krisis.

" Organisasi Kesehatan Dunia serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS tidak melakukan apa pun untuk mengatasi masalah mendasar atau ancaman virus mematikan. Saat orang terinfeksi, baik terinfeksi virus Ebola atau Coronavirus, yang kemudian menderita sakit parah dan sekarat, maka tidak banyak waktu dimiliki orang tersebut untuk mengobatinya," tutur David BACA JUGA: Dunia Cari Ali Mohamed Zaki Pembasmi Virus Corona di Arab Saudi

David mempertanyakan Mengapa, pada abad ke-21, para penjaga pintu layanan kesehatan terus bergantung pada perawatan yang lambat dan tidak efektif saat epidemi terjadi? Mengapa mereka tidak memiliki program respons yang cepat terhadap pandemi?
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9137 seconds (0.1#10.140)