Satu-Persatu para Ilmuwan Menuju Kesempurnaan Antibodi COVID-19

Selasa, 17 Maret 2020 - 08:09 WIB
Satu-Persatu para Ilmuwan Menuju Kesempurnaan Antibodi COVID-19
Satu-Persatu para Ilmuwan Menuju Kesempurnaan Antibodi COVID-19
A A A
LONDON - Meskipun para ahli di China dan Amerika Serikat telah mengklaim bahwa vaksin Remsedivir telah menurunkan angka pasien terinfeksi Corona di China. Namun Para peneliti di Pusat Penelitian Klinis Universitas Queensland meyakini ada dua obat yang dapat memerangi virus.

Profesor David Paterson mengklaim timnya telah menemukan obat untuk virus corona yang mendatangkan malapetaka di seluruh dunia.

Profesor David Paterson berharap pasien terdaftar untuk mencoba obat pada akhir Maret, menurut laporan.

Dia mengatakan kepada news.com.au: "Ini 'pengobatan yang berpotensi efektif' yang harus dipertimbangkan untuk uji coba medis skala besar segera,"

"Apa yang ingin kita lakukan saat ini adalah uji coba klinis besar di seluruh Australia, melihat 50 rumah sakit, dan apa yang akan kita bandingkan adalah satu obat, versus obat lain, versus kombinasi dari dua obat."

Menurut laporan itu, itu berpusat di sekitar dua obat. Yang pertama digunakan untuk menekan HIV, sementara yang lain adalah pengobatan anti-malaria.

Terungkapnya laporan daftar paten obat ampuh Virus Corona yang diajukan Amerika Serikat dan China membuat sebagaian ilmuan curiga wabah corona sengaja diciptakan China dan AS.

Sebuah laporan CBC News tentang pemerintah Kanada mendeportasi ilmuwan China yang bekerja di laboratorium Winnipeg yang mempelajari patogen berbahaya menyelundupkan virus corona.

Institut Virologi Wuhan, yang merupakan laboratorium utama di Tiongkok yang mempelajari virus kelelawar dan manusia, juga mendapat kecaman. "Para ahli teori sanggahan yang menghubungkan coronavirus China dengan penelitian senjata," seperti dilansir The Washington Post yang berfokus pada fasilitas itu.

Sebuah laporan dari Amerika Serikat telah membuat kemajuan dalam pengobatan pasien yang dikonfirmasi terinfeksi virus korona baru itu.

Hal ini tertuang dalam New England Journal of Medicine (NEJM) pada 31 Januari 2020 lalu mengatakan, bahwa pasien pertama yang didiagnosis Corona Wuhan” di Amerika Serikat terlihat membaik dan tidak memperlihatkan adanya efek samping setelah diberikan “Remdesivir” , yakni sejenis obat percobaan virus Ebola dari perusahaan farmasi Gilead Science.

Obat ini dikembangkan oleh Gilead Sciences yang berbasis di Amerika Serikat, ditujukan untuk penyakit menular seperti Ebola dan SARS.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5836 seconds (0.1#10.140)