Bantu Tanggulangi Corona, Dua Pabrik Automotif AS Produksi Ventilator

Kamis, 02 April 2020 - 12:15 WIB
Bantu Tanggulangi Corona, Dua Pabrik Automotif AS Produksi Ventilator
Bantu Tanggulangi Corona, Dua Pabrik Automotif AS Produksi Ventilator
A A A
SEJUMLAH pabrikan automotif dunia, khususnya Amerika Serikat, mulai melakukan upaya penanggulangan meningkatnya pasien positif virus corona. Apa yang mereka lakukan dan bagaimana dampaknya?

Pandemi Covid-19 yang semakin meluas membuat sejumlah pabrikan automotif dunia, khususnya Amerika Serikat, mulai bergerak. Seiring perintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dua perusahaan besar automotif Amerika Serikat, General Motors dan Ford, melakukan upaya penanganan pasien virus corona.

Upaya yang mereka lakukan adalah mengubah fungsi fasilitas produksi mereka yang semula membuat mobil menjadi memproduksi ventilator. Diketahui, ventilator merupakan alat yang sangat krusial dalam membantu pasien terpapar virus corona. Alat ini merupakan alat pernapasan mekanis yang bisa membantu pasien bertahan hingga imunitas tubuh terbentuk.

Di Amerika Serikat, ketersediaan ventilator memang tidak begitu mencukupi dibandingkan jumlah pasien positif Covid-19. Saat ini Amerika Serikat hanya memiliki 170.000 unit ventilator. Sementara jumlah pasien positif Covid-19 di Amerika Serikat hingga Senin (30/3/2020) lalu mencapai 141.096 orang, dengan angka kematian 2.469 orang.

Angka ini diprediksi terus bertambah seiring waktu. Alhasil, Amerika Serikat memang benar-benar butuh ventilator dalam jumlah besar. “Ford, General Motors, dan Tesla saya persilakan untuk membuat ventilator dan perlengkapan lain secepatnya,” tulis Donald Trump lewat akun Twitternya.

Begitu mendapat lampu hijau, General Motors langsung mengumumkan program kerja sama dengan perusahaan ventilator, Ventec. Begitu juga dengan Ford yang kemudian bekerja sama dengan GE Healthcare untuk membuat alat yang sama. Tidak hanya itu, mereka juga bekerja sama dengan 3M untuk membuat respirator yang juga dibutuhkan pasien Covid-19.

Bagaimana dengan Tesla? Elon Musk, CEO Tesla, mengumumkan kerja sama dengan perusahaan farmasi Medtronics. Diketahui, Medtronics merupakan perusahaan memproduksi ventilator dalam jumlah besar. Sebelum bekerja sama dengan Tesla, Medtronics bahkan sudah berkomitmen menggandakan jumlah produksi ventilator yang mereka buat.

Kerja sama ini memang merupakan salah satu cara yang paling baik ketimbang membuat ventilator sendiri. Pasalnya, membuat ventilator bukan pekerjaan mudah, meski Ford, GM, dan Tesla memiliki pabrik berteknologi tinggi.

Untuk membuat ventilator saja dibutuhkan biaya sebesar USD50.000 atau setara Rp800 juta. Belum lagi uji realibilitas sangat diperlakukan jika Ford, GM, dan Tesla membuat ventilator sendiri. Jadi, kerja sama ini merupakan langkah taktis yang solutif untuk kebutuhan yang sangat mendesak.

“Ventec akan kami persilakan menggunakan jaringan logistik kami, begitu juga keahlian manufaktur kami untuk meningkatkan jumlah ventilator yang dibutuhkan,” tulis pernyataan resmi GM dan Ventec.

Hal yang sama dilakukan Ford dan GE Healthcare, di mana GE Healthcare bisa menggunakan pabrik Ford untuk membuat ventilator. “Inisiatif ini merupakan upaya kami untuk memenuhi kebutuhan ventilator bagi masyarakat Amerika,” tulis Ford.

Rumitnya membuat ventilator membuat Volkswagen berupaya mengatasinya dengan teknologi cetak tiga dimensi. Mereka bahkan sudah memulai pengujian teknologi itu dengan membuat langsung ventilator.

“Peralatan medis merupakan hal yang baru buat kami. Begitu mulai mengerti apa saja yang diperlukan dan mendapatkan cetak birunya, kami akan langsung bekerja,” tulis keterangan resmi Volkswagen.

Sulitnya membuat ventilator memang dipahami betul industri automotif. Inilah mengapa ada yang melakukan kerja sama lebih dari dua pihak seperti yang dilakukan Nissan, McLaren, dan perusahaan aeronautika Inggris, Meggitt. Nissan dan McLaren berharap skill yang dimiliki Meggitt bisa membantu mereka memproduksi 5.000 unit ventilator dengan target total 30.000 unit.

Namun, berkontribusi memang tidak perlu terlalu rumit. Jika Ford, GM, dan Tesla membuat ventilator, Toyota Manufacturing of North America mencoba membuat masker dan pelindung muka. Ke depannya, Toyota juga mencoba membuat respirator dengan dua perusahaan yang belum mereka umumkan secara resmi.

“Filosofi Toyota adalah melakukan kegiatan yang berkontribusi positif bagi masyarakat tidak hanya menyediakan kebutuhan transportasi. Seiring aktivitas produksi yang berhenti sementara, kami berupaya berkontribusi dengan membuat peralatan yang dibutuhkan masyarakat dalam menghadapi virus ini,” ucap Ted Ogawa, CEO Toyota Manufacturing of North America.

Pembuatan masker memang jauh lebih sederhana ketimbang ventilator. Inilah mengapa langkah Toyota dilakukan juga oleh Fiat Chrysler Automobile (FCA). Tidak tanggung-tanggung, pabrik mereka di China langsung diubah menjadi pabrik masker. Total dalam sebulan mereka memproduksi 1 juta masker. Untuk produksi pertama, seluruh masker didonasikan untuk para petugas medis yang terlibat dalam penanganan virus korona. Setelah itu, mereka mendistribusikannya ke Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

CEO FCA Mike Manley bahkan mengatakan bahwa mereka akan mendonasikan seluruh masker N95 yang mereka miliki sebelumnya untuk kegiatan pabrik kepada berbagai pihak yang membutuhkan. “Kami ke depannya akan mencoba membantu membuat ventilator,” kata Mike. (Wahyu Sibarani)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8401 seconds (0.1#10.140)