Investasi Fintech P2P Lending Moncer saat Wabah Virus Corona

Selasa, 22 September 2020 - 18:52 WIB
loading...
Investasi Fintech P2P Lending Moncer saat Wabah Virus Corona
Emiten teknologi, farmasi, dan pangan bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi di saat pandemik virus Corona. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pada masa pandemik COVID-19 , masyarakat disulitkan memilih instrument investasi yang tepat karena perekenomian Indonesia yang cenderung mengalami penurunan sehingga berisiko mengalami kerugian saat berinvestasi. (Baca juga: BTS Jadi Pembicara Khusus di Sidang Umum PBB ke-75 )

Tetapi di saat sulit apapun ada instrument investasi yang patut dikoleksi. Begitu juga di masa pandemik ini.

Pemerhati Asuransi & Komisaris Independen, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure), Firdaus Djaelani, mengatakan, di saat pandemik seperti ini ada beberapa instrument investasi yang tepat untuk dikoleksi.

"Menurut saya, emas, saham, reksadana, dan P2P lending adalah pilihan tepat mengingat pandemik ini diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat," kata Firdaus di webinar bertajuk 'Bagaimana Mengelola Investasi Pribadi di Masa Pandemi' yang diselenggarakan oleh PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure).

Harga emas, sambung dia, tidak dipungkiri, terus naik dari waktu ke waktu. Bahkan, selama pandemik, emas dinilai menjadi aset safe haven. Namun, patut diperhatikan bahwa spread harga beli dan jual kembali lumayan besar.

Investasi saham dan reksadana juga dianggap tetap menjadi primadona di tengah pandemi, khususnya saham emiten yang dinilai tak terdampak atau malah makim moncer selama pandemi. Misalnya, emiten teknologi, farmasi, dan pangan. Kekurangannya, return yang didapat investor tergantung kinerja perusahaan, bila rugi, pemilik saham tidak dapat deviden.

Adapun P2P Lending (fintech peer to peer lending/P2P), lanjut Firdaus, menjadi instrumen investasi yang patut dipertimbangkan. Sebab dapat membantu menggerakan perekonomian masyarakat karena umumnya menyasar sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Tapi yang pasti, semakin tinggi return yang dijanjikan, maka semakin tinggi pula risiko tidak balik modal," pungkas Firdaus. (Baca juga: Keren dan Tangguh, Begini Tebakan Wujud Penyegaran Mitsubishi Eclipse Cross )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2125 seconds (0.1#10.140)