Peran Perempuan di Industri Teknologi Harus Lebih Besar

Selasa, 06 Oktober 2020 - 15:15 WIB
loading...
Peran Perempuan di Industri Teknologi Harus Lebih Besar
Tessa Wijaya. Foto/Istimewa
A A A
Tessa Wijaya
Chief Operating Officer (COO) dan Co-Founder dari Xendit

Indonesia butuh lebih banyak platform, di mana wanita, terutama pekerja di bidang teknologi—bisa menyuarakan pendapat supaya bisa berbagi dan menginspirasi orang lain untuk berbuat lebih baik.

Setelah melahirkan lima unicorn lokal—dan banyak lagi yang akan datang—Indonesia menjadi kekuatan serius di Asia dalam bidang teknologi. Lebih spesifik lagi soal ini: lanskap pembayaran. Tidak seperti negara maju di mana pembayaran sebagian besar dilakukan menggunakan kartu, cara pembayaran tradisional, seperti over the counter masih menonjol. (Baca: Hidayah Adalah Mengetahui Kebenaran)

Dari situlah saya memimpikan ada perusahaan teknologi keuangan menyediakan solusi pembayaran yang bisa melayani semua populasi. Termasuk yang tidak memiliki rekening bank untuk melakukan transaksi online melalui teknologi yang mereka sediakan. Ini berdasarkan pengalaman saya yang pernah tinggal di beberapa negara. Lahir di Kota Sukabumi hingga usia 9 tahun, saya sempat pindah ke Hong Kong, Australia, hingga Amerika untuk melanjutkan studi.

Sebelum bergabung dengan Xendit pada 2016, saya memiliki tujuh tahun pengalaman di industri ekuitas swasta. Di sinilah saya banyak belajar di bidang keuangan dan investasi. Karena saya sangat berminat dengan angka, analisis berdasarkan data, dan membuat dampak ke komunitas yang lebih besar.

Saya tertarik bergabung dengan Xendit karena ingin mengambil peran di perusahaan financial technology yang fokus membangun infrastruktur pembayaran di Indonesia dan Asia Tenggara. Solusi Xendit memang untuk menyederhanakan proses pembayaran bagi bisnis di Indonesia. Mulai dari UKM, startup e-commerce, hingga perusahaan besar. Sistem Xendit bisa menerima pembayaran dari akun virtual, kartu kredit dan debit, e-Wallets, outlet ritel (Alfamart dan Indomaret), serta kartu kredit online.

Saat kali pertama bergabung di Xendit, peran saya sebagai manajer produk. Lantas berpindah-pindah untuk melakukan segala hal yang dibutuhkan mulai dari pengembangan bisnis, kesuksesan pelanggan, hingga operasi keuangan. Kegagalan dalam membuat produk sudah biasa, tapi saya terus bangkit, juga belajar dan mengulangi membuat produk yang diinginkan orang. (Baca juga: Fadli Zon Ajak Presiden Jokowi Merenung)

Bagi saya, pekerjaan bukan selalu tentang gelar dan peran. Namun, soal apa yang bisa pelajari darinya justru yang terpenting. Sebagai COO, saat ini menangani keseluruhan operasi bisnis perusahaan, termasuk layanan dan dukungan, kemitraan, pemerintahan, serta hubungan masyarakat.

Saya menjadi COO pertama Xendit pada 2018. Mengawasi pertumbuhan perusahaan dari 30 orang menjadi 200 karyawan. Begitu juga menjalin mitra dengan lembaga keuangan terbesar di Indonesia. Namun, dengan pertumbuhan yang masif dan menarik di bidang teknologi, saya masih melihat besarnya kesenjangan gender antara pria dan wanita yang berpartisipasi dalam industri ini. (Baca juga: Penemu Virus Hepatitis C Raih Nobel Bidang Kesehatan)

Itu sebabnya, pada 2020, saya menginisiasi platform “Women in Tech Indonesia” untuk menyediakan wadah berbagi bagi perempuan untuk saling belajar. Saya ingin mempertemukan para teknopreneur wanita, developer, dan bahkan calon teknisi untuk bertukar pengetahuan serta pengalaman melalui serangkaian lokakarya dan forum sosial.

Saya ingin perempuan bersuara dan lebih banyak kontribusi yang bisa diberikan, terutama pada apa yang bisa mereka raih. Lebih khusus lagi di Asia. Masyarakat membutuhkan lebih banyak panutan untuk mendukung ekosistem yang sedang tumbuh.

Visi saya untuk memberdayakan dan mendorong generasi perempuan berikutnya di Indonesia dengan terus mengingatkan mereka dalam mewujudkan impian mereka, baik menjadi insinyur atau memulai startup baru. (Lihat videonya: 5 Negara dengan Angkatan Udara Paling Digdaya di Dunia)

Saran saya, lakukan saja. Kegagalan itu baik, anda belajar lebih banyak dari mereka daripada kesuksesan anda. Anda akan selalu ingat saat pertama kali Anda gagal dan itu membuat Anda terus maju.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1843 seconds (0.1#10.140)