Menjawab Kontroversi Efektifitas Masker Melawan Virus Corona dalam Data-data

Selasa, 06 Oktober 2020 - 23:09 WIB
loading...
Menjawab Kontroversi Efektifitas Masker Melawan Virus Corona dalam Data-data
Masker wajah adalah simbol pandemik di mana-mana yang telah membuat 35 juta orang sakit dan menewaskan lebih dari 1 juta orang. Foto/Eko Purwanto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Masker wajah untuk membendung penyebaran virus Corona masih diperdebatkan. Masih banyak yang tidak yakin kalau masker tidak efektif mencegah pemakainya terpapar COVID-19. (Baca juga: HarmonyOS 2.0 Debut di Huawei Mate 40, Setelah itu P40 dan Mate 30 )

Keraguan juga hinggap di kalangan peneliti. Salah satunya, Christine Benn, peneliti kesehatan global di University of Southern Denmark di Kopenhagen, yang selama beberapa dekade memimpin kampanye kesehatan masyarakat di Afrika Barat.

Ketika rekan sejawatnya di Denmark menyarankan untuk membagikan masker wajah kain pelindung kepada orang-orang di Guinea-Bissau, Afrika Barat, untuk menangkal penyebaran virus Corona, Benn tidak begitu yakin.

“Saya berkata, 'Ya, itu mungkin bagus, tapi ada data terbatas tentang apakah masker wajah benar-benar efektif',” kata Benn.

Itu terjadi di bulan Maret tapi pada bulan Juli, Benn dan timnya telah menemukan cara untuk menyediakan beberapa data yang dibutuhkan tentang masker. Mereka yakin ini masker wajah membantu membendung virus Corona.

Mereka mendistribusikan ribuan penutup wajah dari kain yang diproduksi secara lokal kepada masyarakat. Ini sebagai bagian dari uji coba terkontrol secara acak yang mungkin merupakan uji efektivitas masker terbesar di dunia terhadap penyebaran COVID-19.

Masker wajah adalah simbol pandemik di mana-mana yang telah membuat 35 juta orang sakit dan menewaskan lebih dari 1 juta orang. Di rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya, penggunaan masker tingkat medis jelas mengurangi penularan virus SARS-CoV-2.

Namun untuk ragam masker yang digunakan oleh masyarakat, datanya berantakan, berbeda-beda dan seringkali tergesa-gesa. “Orang-orang yang melihat bukti memahaminya secara berbeda,” kata Baruch Fischhoff, psikolog di Carnegie Mellon University di Pittsburgh, Pennsylvania, dilansir dari laman sains nature.com.

Untuk lebih jelasnya, sains mendukung penggunaan masker, dengan studi terbaru menunjukkan bahwa mereka dapat menyelamatkan nyawa dengan cara yang berbeda. Penelitian menunjukkan masker mengurangi kemungkinan penularan virus Corona. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan masker dapat mengurangi keparahan virus, infeksi jika orang tertular penyakit.

Tetapi menjadi lebih pasti tentang seberapa baik mereka bekerja atau kapan menggunakannya menjadi rumit. Ada banyak jenis masker, dipakai di berbagai lingkungan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1389 seconds (0.1#10.140)