Vendor Ngaku Kesulitan Daftarkan IMEI Ponsel Baru ke Pemerintah

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 22:23 WIB
loading...
Vendor Ngaku Kesulitan Daftarkan IMEI Ponsel Baru ke Pemerintah
Sejak 15 September 2020, semua tanda pendaftaran produk (TPP) tidak bisa masuk ke sistem centralized equipment identity register (CEIR) sebagai pusat pengolahan IMEI. Foto/Intan R/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Vendor atau pabrikan ponsel nasional mengeluhkan beberapa perangkat ponsel yang beredar di pasaran terblokir dan tak mendapatkan layanan seluler dari operator telekomunikasi .

Tak hanya itu, sejak 15 September 2020, semua tanda pendaftaran produk (TPP) tidak bisa masuk ke sistem Centralized Equipment Identity Register (CEIR) sebagai pusat pengolahan informasi international mobile equipment identity ( IMEI ). (Baca juga: Aturan Blokir Mulai Berlaku, Cek Dulu IMEI Saat Beli Ponsel )

"Kondisi ini sangat berdampak terhadap kelangsungan industri ponsel. Kami bisa terkena resesi lebih cepat jika sistem ini tidak cepat diperbaiki. Padahal ponsel kami resmi. Semestinya tidak terblokir,” ungkap CEO Mito Mobile, Hansen, dalam keterangannya kepada SINDOnews, Sabtu (10/10/2020).

Jika persoalan ini terus berlanjut dan tak kunjung ada solusi cepat, kata Hansen, pihaknya mengkhawatirkan terjadi tsunami di industri ponsel. Dirinya berharap, pihak terkait yang berkenaan dengan pengelolaan CEIR, bisa segera memberikan solusi.

Baginya, persoalan terblokirnya ponsel resmi dan tak bisanya TPP input IMEI ke CEIR menjadi pertaruhan hidup dan matinya industri ponsel, tak terkecuali dengan Mito. “Saya kira kejadian tersebut tidak hanya dialami oleh MITO, saya dengar kawan-kawan brand nasional lainnya mengalami problem yang sama. Jangan biarkan kami masuk ke jurang resesi lebih cepat," tutur Hansen.

"Jadi kami sangat berharap sekali pihak terkait untuk secepatnya mengatasi persoalan ini,” imbuhnya. (Baca juga: Sri Mulyani Jamin Komitmen Pengelolaan SDM Saat Covid-19 )

Hansen pun menilai bahwa regulasi yang dibuat dengan spirit untuk menumbuhkan industri ponsel, harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur yang memadai. Jangan sampai malah menimbulkan masalah baru bagi industri smartphone.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1364 seconds (0.1#10.140)