Suzuki Carry, Eskalator Bisnis yang Pernah Dianggap Remeh

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 16:15 WIB
loading...
Suzuki Carry, Eskalator Bisnis yang Pernah Dianggap Remeh
Suzuki Carry kini hadir dengan desain yang lebih keren dan kemampuan fungsional tinggi. Foto / Suzuki
A A A
JAKARTA - Suzuki Carry menjelma menjadi kendaraan yang kuat buat PT Suzuki Indomobil Sales (SIS). Sampai-sampai Suzuki dikenal sebagai penjual mobil niaga. Siapa sangka mobil niaga yang sempat dipandang sebelah mata itu kini bertransformasi jadi eskalator pebisnis pemula dalam merintis usaha.

Apa yang dirasakan oleh Ilham Setiawan misalnya.WargaTipar Cakung, Jakarta Ituhanya bisa menatap getir ketika bisnis jualan siku rak miliknya sedikit melambat saat pandemi Covid-19 terjadi. Pandemi yang berdampak ke semua sektor itu memang membuat usahanya terpuruk. "Dulu siku rak itu sangat cepat terjual, biasanya digunakan untuk menyimpang barang dan menaruh barang-barang jualan. Sekarang sedikit melambat," ucapnya. (Baca juga : Nissan Kicks e-Power Terobos Banjir? Cermati Syaratnya )

Untuk mengirimkan barang-barang jualannya Ilham memilikisatu kendaraan operasional Suzuki Carry. Hanya saja karena bisnis melambat alhasil mobil itu akhirnya tidak penuh beroperasi lagi. Pandemi Covid-19yang berkepanjangan akhirnya membuat Ilham terpaksa berimprovisasi. Dia merasa perlu untuk mencoba lahan bisnis lain agar bisa bertahan. Akhirnya dia pun mencoba membuat warung makan berjalan.

Idenya bermula dari saat dia melihat tukang kopi keliling "starling" yang selalu ramai oleh pembeli terutama ojek online. Dari situlah dia mencoba berinovasi membuat warung makan berjalan. Untuk membuat warung berjalan itu Ilham memang terinspirasi dari food truck yang tengah tren.

Hanya saja dia terbentur modal untuk membuatnya. Namun hal itu tidak membuatnya putus asa. Dia berpikir bak Suzuki Carry sudah lebih cukup untuk membawa makanan. Dia hanya tinggal menaruh tempat makanan ke bak Suzuki Carry dan menjajakannya. Dia juga tidak mangkal di satu tempat tapi mendatangi berbagai titik yang kerap dijadikan ojek online mangkal. Dari situlah Suzuki Carry yang dulunya mangkrak kini beroperasi lagi. "Makanan seadanya karena targetnya juga masyarakat menengah ke bawah. Yang penting harganya pas dan tidak memberatkan. Selain itu membantu mereka juga," ucap Ilham.

Suzuki Carry, Eskalator Bisnis yang Pernah Dianggap Remeh


Saat ini Ilham memang masih serius merintis usaha itu. Memang saat ini bisnis yang dia jalani masih belum booming tapi setidaknya dia masih bisa menjaga denyut nadi perekonomian yang tengah terpuruk saat ini. Sekaligus masih mampu menyambung hidup dirinya di tengah pandemi.

Ilham memang tidak perlu putus asa. Pasalnya cerita yang sama justru pernah dirasakan oleh salah satu tokoh kuliner Indonesia, Lanny Siswadi, pemilik Warung Bu Rudy di Surabaya, Jawa Timur. Siapa nyana Bu Rudy memulai bisnisnya di Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur dengan berjualan sepatu. (Baca juga : BMW Astra Rogoh Rp3 Miliar Untuk Kenormalan Baru Purna Jual )

Namun nasib naas yang dia alami mengubah fokus bisnisnya. Peristiwa kebakaran menghanguskan toko sepatu miliknya tanpa tersisa. Tak mau terlalu lama terpuruk, Lanny akhirnya mencoba memberanikan diri untuk berjualan di kaki lima. Berbeda dengan kaki lima kebanyakan yang menggunakan etalase, Lanny justru hanya menggunakan mobil Suzuki Carry yang dijadikan fasilitas untuknya berjualan makanan.

Dia menamakannya dengan sebutan Nasi Udang bu Rudy, sengaja mengambil inspirasi dari panggilan suaminya tercinta. Nasi Udang jualannya yang dipadukan dengan sambal buatan tangannya langsung justru mendapatkan sambutan positif. Bisnisnya pun tereskalasi dengan ditandainya dengan membuka rumah makan dalam arti sebenarnya. Seakan tidak mau berpisah dengan Suzuki Carry, yang berhasil mengeskalasi bisnisnya, Lanny menggunakan 8 Suzuki Carry sebagai penunjang kegiatan bisnisnya.

Suzuki Carry, Eskalator Bisnis yang Pernah Dianggap Remeh


Tidak bisa dipungkiri, Suzuki Carry kerap memberikan warna tersendiri bagi pelaku bisnis kecil dan menengah di Indonesia. Mobil ini ibarat senjata penunjang atau eskalator mereka dalam memulai usaha. Namun siapa yang menyangka, sejatinya Suzuki Carry yang pertama kali didatangkan ke Indonesia medio 1976 juga memiliki kisah yang sedikit sama. Saat itu Suzuki justru kebingungan dalam menjual Suzuki Carry di Pulau Jawa. Pasalnya saat itu masyarakat sudah dimanjakan dengan mobil-mobil lain.

Soebronto Laras, pendiri Suzuki Indomobil Sales (SIS) saat itu nekat membawa Suzuki Carry keluar Pulau Jawa dan sampailah dia di Manado, Sulawesi Utara. "Kalau lihat sejarahnya, kami membawa mobil Suzuki ke Indonesia, pertama yang diperkenalkan adalah Suzuki Carry. Pertama kali dijual di Manado mobil ini diinisiasi Bapak Soebronto Laras untuk membantu para petani cengkeh di sana pada tahun 1970-an," kata Direktur Marketing 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra.

Saat itu petani cengkeh di Manado membutuhkan kendaraan niaga yang bentuknya lebih kompak agar menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses kendaraan besar. Maka terpilihlah Suzuki Carry yang memang bentuknya sangat ideal. Hebatnya lagi mereka justru terkaget-kaget karena mobil itu mampu mengangkat beban hingga satu ton. Dari situlah sebutan Semut Perkasa dialamatkan kepada Suzuki Carry.

Kesuksesan itu justru menular ke wilayah lainnya. Dan dalam waktu cepat Suzuki menjelma menjadi kendaraan niaga ringan yang paling bersahabat dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. "Kesuksesan Suzuki Carry itu justru membuat imej Suzuki sebagai penjual kendaraan niaga begitu kuat," terang Donny.

Capaian itu memang tidak bisa dianggap enteng, nyatanya Suzuki Carry memang hingga kini jadi volume maker Suzuki. Semut Perkasa itu benar-benar perkasa menguasi market share kendaraan niaga ringan di Indonesia. Tahun lalu saja, Suzuki Carry berhasil menguasai 57 persen market share kendaraan niaga ringan. Di tahun pandemi, kesaktian Suzuki Carry justru sudah teruji. Di saat yang lainnya bertumbangan, Suzuki justru mendapatkan peningkatan pangsa pasar ritel tertinggi pada penjualan mobil di Indonesia selama Januari - Agustus. Pencapaian ini dibantu kontribusi pikap Carry yang berkembang saat pandemi virus corona.

Bahkan pada Agustus lalu Suzuki Carry adalah mobil terlaris di Indonesia pada Agustus secara ritel, yang terjual 3.111 unit. Hasil itu membuat Carry menguasai pasar ritel pikap kecil sebesar 66 persen.Secara keseluruhan, pada Januari - Agustus, Carry mewakili 53 persen total penjualan Suzuki, yakni sejumlah 23.856 unit.

"Peningkatan pangsa pasar Suzuki di tahun 2020 yang dipimpin New Carry Pick Up ini membuktikan bahwa Suzuki menawarkan produk yang unggul dan sesuai kebutuhan masyarakat sehingga tetap menjadi pilihan pelanggan dalam kondisi apapun," kata Donny Saputra, 4W Marketing Director SIS.

Keberhasilan ini memang tidak bisa dipungkiri karena Suzuki Carry memiliki nilai lebih yang tidak dimiliki kendaraan niaga ringan lainnya. Mobil ini bisa digunakan untuk kepentingan bisnis yang adaptif di berbagai kondisi. Termasuk usaha-usaha baru yang dilakukan oleh Ilham Setiawan dan mungkin calon-calon pengusaha pemula lainnya yang terimbas pandemi Covid-19.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2766 seconds (0.1#10.140)