Beton Kuat dan Ramah Lingkungan Cetakan Printer 3D

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 12:15 WIB
loading...
Beton Kuat dan Ramah Lingkungan Cetakan Printer 3D
Para peneliti di Universitas California (UC), Berkeley, telah mengembangkan cara baru untuk menambah kekuatan beton. Foto/Universitas California
A A A
PARA peneliti di Universitas California (UC), Berkeley, telah mengembangkan cara baru untuk menambah kekuatan beton. Mereka juga membuat beton dengan cetakan tiga dimensi (3D).

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan. Beton sering dijadikan penyanggah bangunan atau gedung bertingkat. Namun, beton masih memiliki banyak kelemahan dalam menahan tegangan dan mudah retak jika diberikan tegangan. Tanpa adanya tulangan di dalamnya, struktur beton bisa hancur tanpa adanya peringatan. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)

Para insinyur bangunan sudah menggunakan tulangan baja untuk memperkuat beton sejak pertengahan abad ke-19. Namun, baja memiliki kelemahan seperti mahalnya biaya produksi dan pemasangannya membutuhkan banyak pekerja.

Untuk meningkatkan daya tahan beton, komunitas insinyur di Barkeley mengeksplorasi potensi penggunaan polimer dalam beton. Polimer menarik perhatian para peneliti karena sifatnya yang ringan, tidak mengalami korosi, dan biaya produksi murah karena menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.

Penggunaan polimer sebenarnya bukan ide baru. Para insinyur sudah memperkuat beton dengan serat polimer untuk memperkuat mortar (campuran dari semen, pasir, dan batu kapur) sejak 1960-an. Tekniknya hampir sama dengan menambahkan jerami ke dalam batu bata.

Sayangnya, penuangan serat polimer yang dicampur ke dalam beton tidak terdistribusi secara merata. Ini menyebabkan satu bagian dari suatu struktur mungkin memiliki konsentrasi serat yang tinggi. Sementara bagian lain hampir tidak ada sehingga meninggalkan jalur terbentuknya retakan. (Baca juga: 5 Cara Menjaga kesehatan Tulang)

Jaman dulu, inspirasi eksperimen penguatan serat polimer beton diperoleh dari alam, seperti cangkang kerang abalon dan bentuk sarang lebah. Tulangan tersebut bersifat dua dimensi, yang membatasi kemampuannya untuk menopang desain beton yang rumit.

Dalam penelitian terbarunya, Tim Barkeley menggunakan desain 3D yang dapat mendukung beban berat. Para insinyur membuat ketahanan beton lebih baik dari segala sisi yang disebut isotropik. Para peneliti Berkeley menggunakan rangka oktet untuk struktur kisi. Rangka oktet dikenal karena kemampuannya yang kuat dan sangat ringan.

Tim menguji dua polimer yang berbeda. Pertama, polylactic acid (PLA), bahan yang mudah dicetak secara 3D tetapi lebih rapuh daripada polimer lain. Kedua, acrylonitrile butadienestyrene (ABS), yang lebih tangguh dari PLA dan digunakan dalam segala hal mulai dari batu bata lego, helm sepeda motor, kano arung hingga bumper mobil.

Peralihan dari PLA ke ABS tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan dalam uji tekan. Semua sampel beton bertulang serat polimer memiliki nilai kerapatan regangan yang tinggi dan mampu menyerap banyak energi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2011 seconds (0.1#10.140)