Berbasis AI, F5 Bisa Cegat Penipuan Transaksi Online yang Lolos Pantauan

Minggu, 25 Oktober 2020 - 19:35 WIB
loading...
Berbasis AI, F5 Bisa Cegat Penipuan Transaksi Online yang Lolos Pantauan
F5 SAFE memanfaatkan mesin AI untuk menganalisa transaksi online di beberapa jenis telemetri, lingkungan dan sinyal perilaku, sehingga memahami niat pengguna dan memblokir penipuan sebelum terjadi. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - F5 baru saja memperkenalkan Shape AI Fraud Engine (SAFE), solusi SaaS terbaru yang mencegah transaksi penipuan online yang lolos dari alat deteksi yang ada. (Baca juga: NASA Siap Luncurkan Teleskop Luar Angkasa Terbarunya Akhir Oktober 2021 )

Dengan kemampuannya yang terkenal di industri, SAFE memanfaatkan mesin AI yang tangguh untuk menganalisa setiap transaksi online di beberapa jenis telemetri, lingkungan dan sinyal perilaku. Sehingga secara akurat memahami niat pengguna dan memblokir penipuan sebelum kejahatan itu terjadi.

Tool pendeteksi penipuan yang lama biasanya mengandalkan sinyal data lemah dan aturan kaku untuk menangkap pelaku penipuan yang semakin pintar. Seringkali tool tersebut gagal memahami niat pengguna –entah niat baik atau buruk– dan justru membebani pengguna yang baik untuk membuktikan keabsahan mereka melalui berbagai proses yang merepotkan, seperti otentikasi multi-faktor (MFA).

Dampaknya, pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pengguna. Dan kerugian finansial dan rasa frustasi ketika penipu lolos karena jebolnya pertahanan.

Sebaliknya, SAFE adalah solusi berbasis AI yang fully managed, untuk menghentikan penipuan, dan melakukan pertahanan secara real time, dengan tingkat pengurangan friksi hingga 90% bagi pengguna yang baik.

Sebagai layanan yang fully managed untuk mendeteksi dan memblokir ancaman yang terus berubah, SAFE melindungi aplikasi modern maupun yang lama, membantu perusahaan mempercepat upaya digital dan mengurangi beban kerja yang terlampau banyak bagi tim yang menangani penipuan.

Dampak Penipuan Modern
Bisnis membutuhkan pendekatan yang benar-benar baru untuk melawan penipuan online. Banyak perusahaan yang merugi sampai puluhan juta dolar setiap tahunnya gara-gara penipuan online. Padahal mereka sudah memiliki tool pencegah penipuan yang cukup lengkap.

Juniper Research memperkirakan kerugian akibat penipuan –dari pemohon baru dan penipuan akun, pencurian akun, penipuan program loyalty dan penipuan pembayaran digital– akan mencapai lebih dari USD48 miliar hingga 2023.

“Inovasi untuk mencegah penipuan semakin dibutuhkan dan mendesak, saat kita melihat ada peralihan cepat ke channel online yang didorong oleh situasi kesehatan global saat ini,” kata Sumit Agarwal, Vice President, Analytic Products F5, dan co-founder Shape.

Pihaknya melihat penipu meluncurkan serangan yang semakin canggih. Mereka memanfaatkan perubahan yang disebabkan oleh COVID-19 dan kesulitan ekonomi secara keseluruhan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9189 seconds (0.1#10.140)