Lebih Dalam Menggali Spesifikasi Bus Listrik Inka E-Inobus

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 22:42 WIB
loading...
Lebih Dalam Menggali Spesifikasi Bus Listrik Inka E-Inobus
INKA berencana memasarkan produk bus listrik E-Inobus untuk domestik seperti PT TransJakarta. Foto/PT INKA (Persero)
A A A
JAKARTA - PT Industri Kereta Api (INKA) sudah siap memproduksi bus listrik yang dinamai E-Inobus. Menggandeng Tron-E dari Taiwan untuk urusan mesin dan baterainya, kendaraan tersebut juga melibatkan Piala Mas dari Malang yang ahli dalam pembuatan bodi bus listrik. (Baca juga: Diam-diam PT INKA Bukan Cuma Jago Buat Kereta Api, tapi Juga Bus Listrik )

E-Inobus telah melakukan uji landasan pada 13 Agustus 2020. Bus listrik ini lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Cibitung, Jawa Barat.

INKA berencana memasarkan produk bus listrik E-Inobus untuk domestik seperti PT TransJakarta. Sedangkan untuk ekspor, Pemerintah Kongo menyatakan tertarik membeli setelah menyempatkan diri mencoba produk ini pada pekan sebelumnya.

Seperti apa spesifikasinya? Untuk baterainya membutuhkan waktu 3-4 jam untuk pengisian daya sampai penuh. Dengan pengisian daya sekali cas, E-Inobus bisa melahap jarak tempuh 200 km.
Lebih Dalam Menggali Spesifikasi Bus Listrik Inka E-Inobus

Sementara tingkat kebisingan pada bus listrik jauh lebih baik dibandingkan dengan bus diesel. E-Inobus rata-rata 71dB dan bus diesel 85db.

Untuk kecepatan, E-Inobus sanggup melesat maksimal 90 km/jam dan memiliki maksimal gradeability (kemampuan mendaki tanjakan) 14%.

Nilai jual lainnya dari bus listrik ini ialah faktor efisiensi dari segi perawatan dan konsumsi bahan bakar. Bus listrik lebih efisien 58% dibanding bus diesel. Hal ini didasar dari catatan pengujian yang sudah dilakukan E-Inobus dari lintas dalam kota dan luar kota (tol) dengan total jarak 122 km.

"Pemakaian rata-rata 1,4 km/kwh, artinya biaya operasional per kilometernya adalah 0,71 x Rp1.650/kwh dan hasilnya Rp1.171/km," ungkap Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro.

Sedangkan operasional bus diesel menempuh jarak 3 km/liter. Dengan harga solar per liter Rp9.300/liter, maka biaya operasional per kilometer bus diesel = 0,3 x Rp9.300/liter = Rp2.790/km. (Baca juga: Diejek Pakai Trofi 'Tapir Emas', Pirlo Tidak Takut Dipecat )

Pemeliharaan pun lebih efisien bus listrik 49%. Persentase perbandingan pemeliharaan bus diesel dan bus listrik pernah disampaikan pada Maintenance Forum tahun 2018 di Serbia. Di mana kedua bus dijalankan sejauh 250 km per hari. Hasilnya, bus diesel Rp6,7 juta dan bus listrik Rp3,4 juta.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)