BMW Ingin Lebih Mesra Lagi dengan Toyota Hingga Satu Dekade Kedepan

Minggu, 15 November 2020 - 05:22 WIB
loading...
BMW Ingin Lebih Mesra Lagi dengan Toyota Hingga Satu Dekade Kedepan
BMW Z4 dan Toyota Supra adalah produk mobil pertama hasil kolaborasi BMW dan Toyota. Foto/Autoblog
A A A
MUNICH - Produsen mobil asal Jerman, BMW ingin mempertahankan hubungan mesra dengan produsen mobil asal Jepang, Toyota hingga satu dekade ke depan. Hal itu diungkapkan oleh Chief Executive Officer BMW, Oliver Zipse baru-baru ini. Dia mengatakan kerja sama BMW dan Toyota dalam mengembangkan mobil hidrogen (fuel cell) dan convertible sebaiknya tetap diperkuat hingga lebih dari 2025.

Diketahui BMW dan Toyota memang telah bersepakat untuk bekerja sama hingga 2025 dalam mengembangkan teknologi fuel cell dan mobil convertible. Salah satu produk kerja sama yang telah mereka hasilkan adalah BMW Z4 dan Toyota Supra terbaru.

"Hingga satu dekade ke depan kami berupaya untuk makin menguatkan hubungan kerja sama," ujar Zipse. (Baca juga : Honda City Hatchback Meluncur di Thailand 10 Hari Lagi)

Menurut dia, mobil sel bahan bakar, yang ditenagai oleh hidrogen, dapat memperoleh manfaat dari dorongan bersama oleh para pembuat kebijakan, untuk melakukan industrialisasi produksi hidrogen.

Secara terpisah, Zipse juga mengatakan bahwa BMW sedang mencari cara untuk menghemat biaya dengan mengurangi portofolio modelnya.

“Coupés, convertible dan roadsters, kami akan melihat apa yang tersisa,” kata Zipse, mengomentari salah satu area di mana BMW meninjau penawaran produknya.

Sementara itu, aliansi BMW dan Toyota pertama kali diumumkan pada tahun 2011. BMW mengatakan bahwa mereka akan memasok Toyota Motor Corporation dengan mesin diesel dan bersama-sama mengembangkan baterai mobil sebagai bagian dari aliansi teknologi yang komprehensif. (Baca juga : Peraturan Konversi Motor Listrik Keluar, Jangan Asal Konversi Agar Bisa Sekencang Kawasaki Ninja )

Kesepakatan itu, yang diumumkan menjelang Tokyo Motor Show 2011, menyoroti pentingnya teknologi ramah lingkungan dalam industri otomotif, serta biaya menggelembung untuk mengembangkan berbagai powertrains ketika preferensi pelanggan tetap bervariasi.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1386 seconds (0.1#10.140)