Berdenyut Cepat dan 5 Fakta Mengerikan Keadaan Bumi sedang Kritis

Minggu, 15 November 2020 - 21:31 WIB
loading...
Berdenyut Cepat dan 5 Fakta Mengerikan Keadaan Bumi sedang Kritis
Ilustrasi planet bumi. FOTO/ IST
A A A
JAKARTA - Bumi terdeteksi oleh para ilmuwan mulai berdenyut tiap 26 detik sekali dan mengeluarkan suara mistirius membuat para ahli mengeluarkan peringatan bencana alam. Walaupun dampak besarnya belum terasa, namun gejala-gejala tersebut sudah terlihat jelas. BACA JUGA - Berdenyut 26 Detik Sekali, Ahli Sebut Bumi dalam Keadaan Genting

Bumi adalah satu-satunya pelanet yang berpenghuni. Namun kekhawatiran mulai bermunculan, apakah bumi yang indah ini bisa menjamin tempat tinggal yang aman dan layak dimasa depan. Keadaan bumi kita saat ini sudah cukup memprihatinkan. Namun belum ada tanda-tanda perbaikan yang sepadan dengan kerusakannya.

Perlu anda ketahui, jika bumi tempat kita tinggal ini sudah dalam keadaan kritis. Bumi sudah mengalami proses penurunan kualitas dan juga indikasi kehabisan sumber daya yang di butuhkan manusia. Percaya atau tidak kita harus mulai bergerak memperbaiki bumi ini.

Beberapa bukti nyata yang menunjukan jika bumi ini sudah dalam keadaan kritis.

1. Struktur Tanah

Dijaman sekarang ini kita sering melihat banyak banjir dimana-mana. Padahal beberapa tahun yang lalu banjir sangat jarang sekali terjadi. Hal ini bukan di karenakan intesitas hujan yang tinggi, mungkin karena adanya penuruan tanah di berbagai daerah.

Penurunan tanah sering terjadi di kota-kota besar, seperti di Jakarta. Jika tidak ada pembenahan bukan tidak mungkin Jakarta akan tenggelam beberapa tahun kemudian.

2. Kadar CO2 Meningkat Derastis

Keadaan bumi yang saat ini sudah mengalami banyak polusi yang diakibatkan dari asap pabrik, kendaraan dan berbagai sebab lainnya, menjadikan peningkatan suhu udara dan udara pun sudah tidak segar lagi seperti dulu.

Hasil penelitian para ilmuan jika astmofer bumi mengandung lebih dari 40% CO2. Hal tersebut semakin diperburuk dengan hilangnya berbagai hutan akibat penebangan liar dan meningkatnya jumlah pabrik dan kendaraan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2153 seconds (0.1#10.140)