Dari Omzet Ratusan Juta Per Bulan Hingga Tabungan Habis, Bu Rury Bangkit Lewat Online

Kamis, 26 November 2020 - 22:15 WIB
loading...
Dari Omzet Ratusan Juta Per Bulan Hingga Tabungan Habis, Bu Rury Bangkit Lewat Online
Rury menjadi salah satu contoh UMKM beradaptasi selama pandemi dari berjualan secara offline menjadi online.
A A A
JAKARTA - Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Rury Ruhyati, 36, mampu mendapat omzet puluhan juta rupiah per hari. Akibat pandemi, omzet Rury menurun drastis hingga 80 persen.

Bahkan, pemilik kios “Ratu Boboko” di foodcourt Plaza Kuningan, Jakarta Selatan, itu tidak dapat berjualan di tempat biasanya. ”Tabungan saya sudah habis untuk menutup kebutuhan sehari-hari, rasanya sudah tidak ada semangat,” curhat.

Pandemi dianggap Rury sebagai masa tersulit untuk usahanya. ”Alhamdulillah, suami saya kerja kantoran dan masih aman (untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari),” ungkapnya.

Karena kesulitan tersebut Rury memutar otak agar dapat mempertahankan usaha dan 4 orang karyawannya. “Saya tidak mau bisnis ini tutup dan melepas karyawan yang sejak 2017 sudah loyal pada kami,” tambahnya.

Pivot ke Online
Agar bisa menutupi kebutuhan harian dan menggaji karyawan, Rury akhirnya melakukan business pivot dengan mengubah strategi berjualan: dari offline menjadi online. Ia mengubah produk ‘makanan matang’ menjadi ‘makanan siap masak’, dan berjualan bahan pangan beku yang menarik untuk para ibu rumah tangga.

“Saya sadar saat ini banyak ibu rumah tangga kesulitan ke pasar, karenanya saya coba memberi solusi dengan sajian makanan siap masak yang bisa dikirim ke rumah,” ungkapnya.

Rury juga menjadikan pendapatan dari pelanggan tetap katering hariannya untuk memutar roda usaha. Pelanggan tetap katering Rury adalah para karyawan yang berdomisili di sekitar lokasi kantin miliknya. “Lumayan, untuk menutup biaya gaji 4 karyawan,” ujarnya.

Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit mengatakan, di tengah kondisi yang menyulitkan berupaya membuat transaksi digital nyaman tanpa perlu melakukan kontak langsung. Salah satunya, lewat memindai QRIS melalui galeri ponsel pada platform OVO.

Terlihat bahwa jumlah UMKM rekanan OVO mengalami peningkatan yang cukup besar dengan pertumbuhan sekitar 30% di kuartal ketiga 2020 menjadi lebih dari 700.,000 UMKM. Ini membuktikan besarnya manfaat digitalisasi yang dirasakan UMKM dengan bergabung di OVO.



Hal ini tentu sejalan dengan tujuan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia serta transformasi digital di sektor UMKM.

“Banyak perubahan di 2020. Karenanya OVO terus beradaptasi dan mendengarkan kebutuhan pengguna dan merchant, memastikan serta meninjau prioritas bisnis dan strategi perusahaan yang sesuai kebutuhan user kami dalam menghadapi masa-masa sulit dan era normal baru,” tutup Harumi.

Sejak memulai usahanya tiga tahun lalu Rury sendiri mengaku terbantu dengan penerapan sistem transaksi nontunai kepada pelanggan melalui fitur Scan QR from Gallery yang dimiliki Ovo. “Memang masih ada tantangannya karena kadang saya harus mengajarkan bagaimana cara memakainya kepada pelanggan,” ujarnya.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6211 seconds (0.1#10.140)