Google Arts and Culture Angkat Cerita Wayang ke Dunia Maya

Rabu, 13 Mei 2020 - 23:28 WIB
loading...
Google Arts and Culture Angkat Cerita Wayang ke Dunia Maya
Halaman Museum Wayang Nasional di tampilan web, mobile web, dan aplikasi Google Arts & Culture. Foto/ist
A A A
JAKARTA - Google Arts & Culture bareng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Pemprov DKI Jakarta mengundang masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang warisan Indonesia yang kaya. Caranya mudah, Anda cukup belajar dari rumah .(Baca juga: DPR Minta Program Belajar dari Rumah Dievaluasi agar Menyenangkan )

Selain berbagai museum nasional dan tempat bersejarah yang sudah tersedia, Google Arts & Culture menambahkan koleksi wayang dari Museum Wayang Jakarta.

Untuk merayakan keberagaman wWayang, sebuah kesenian mendongeng tradisional yang berasal dari bahasa Jawa ‘bayangan’, halaman ini akan menampilkan 106 buah wayang yang ditangkap oleh teknologi 'Art Camera' dari Google, 12 pameran interaktif dari beragam jenis hingga busana yang dikenakan setiap wayang yang khas dengan daerah asalnya.

Pengunjung juga akan dibawa berkeliling ke 3 tur street view yang dilengkapi panduan audio, ditambah video tutorial tentang cara membuat wayang dari awal, yang cocok untuk menjaga keluarga, pecinta kerajinan, atau bahkan hanya ingin tahu, tetap aktif dan produktif di rumah.

“Sebagai salah satu mahakarya seni bertutur dan warisan budaya kemanusiaan takbenda atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity yang diproklamasikan oleh UNESCO, wayang tidak sekadar kesenian atau pertunjukkan. Wayang adalah sebuah media refleksi untuk mewariskan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya," kata Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (13/5/2020).

Dikatakannya, ini merupakan warisan penting yang dekat dengan hati masyarakat yang perlu dilestarikan dan dirayakan. "Berkat kerja sama antara Google Arts & Culture dan Museum Wayang Jakarta, bagian-bagian penting dari warisan ini telah dilestarikan secara digital dan sekarang ditampilkan untuk umum,” ujar Hilmar Farid.

Sementara Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, mengatakan, dalam situasi sulit seperti sekarang ini, kolaborasi dengan banyak pihak semakin dibutuhkan, termasuk dalam teknologi. Dengan kolaborasi, kita bisa menyelesaikan banyak sekali masalah dan menghasilkan banyak hal baik yang bahkan belum terpikir sebelumnya.

"Di bidang teknologi, misalnya, kolaborasi dengan Google Arts & Culture ini sangat brilian. Melalui Google Arts & Culture, anak-anak yang sedang menjalani School from Home (sekolah dari rumah) bisa berkenalan dengan warisan budaya bangsa, lebih dari itu, berkat kolaborasi di bidang teknologi, Museum Wayang juga bisa dinikmati tidak hanya oleh lebih banyak orang di Indonesia, tapi juga bisa diperkenalkan ke seluruh dunia,” kata Anies Baswedan.

Google Arts & Culture telah menjadi mitra inovasi untuk lembaga kebudayaan di seluruh dunia sejak 2011. Mereka menyediakan akses ke koleksi seni lebih dari 2.000 museum. Inisiatif ini adalah cara mendalam untuk menjelajahi seni, sejarah, dan keajaiban dunia.

Google Arts & Culture tersedia secara gratis untuk semua orang melalui web di g.co/wayang atau Aplikasi Google Arts & Culture (iOS dan Android).

“Kami memahami pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas suatu negara. Sejak Oktober 2016, kami telah secara aktif bekerja untuk menambahkan lebih banyak konten dari museum Indonesia dan tempat bersejarah nasional ke Google Arts & Culture," ucap Ryan Rahardjo, Manajer Senior Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah, Google Indonesia.

Pihaknya berharap dapat terus melestarikan dan merayakan lebih banyak warisan dan budaya Indonesia secara digital di masa mendatang.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1590 seconds (0.1#10.140)