Perlu Tindakan Khusus, Indonesia Memasuki Puncak Bencana COVID-19

Rabu, 20 Mei 2020 - 21:12 WIB
loading...
Perlu Tindakan Khusus, Indonesia Memasuki Puncak Bencana COVID-19
Grafik pandemi virus Corona di seluruh dunia. FOTO/ SC SINDOnews
A A A
JAKARTA - Memasuki akhir Mei 2020 Indonesia memasuki posisi puncak penularan virus Corona COVID-19. Hal ini berdasar riset organisasi kesehatan yang mencatat Indonesia memasuki puncak bencana COVID-19 dan perlu tindakan.

Berdasarkan penelusuran SINDOnews Rabu (20/5/2020) di badan Riset penelitian endcoronavirus.org yang dipimpin ilmuwan ternama Prof. Yaneer Bar-Yam pendiri sekaligus presiden NECSI sebuah lembaga riset di Inggris mencatat bahwa Indonesia grafik Indonesia dari 2 Febuari ke 11 Mei grafiknya cenderung naik dan bergaris merah yang artinya perlu tindakan khusus.

endcoronavirus.org tak hanya mencatat Indonesia namun semua negara yang terkena pandemik. Namun berdasarkan tingkatan penularan ini dibagi tiga level. Baca Juga: Yamaha NMax Roda Tiga 'Tricity' Siap Meluncur

Bergaris hijau artinya negara telah mengalahkan COVID-19 seperti Thailand, New Zealand dan Yunani

Bergaris Kuning artinya hampir mengalahkan COVI-19 seperti Jerman, Italia dan Prancis

Bergaris Merah artinya perlu tindakan khusus negara tersebut diantaranya, Indonesia. Philipina dan Brasil, Amerika Serikat, Swedia dan Kamboja.

Sebelumnya, Laporan riset sebuah studi di Singapore University Technolog and Design (SUTD) memprediksi Virus Corona yang melanda Indonesia, Malaysia dan Singapura akan mereda pada awal Juni 2020. BACA JUGA - Ninja Kelahiran Indonesia Jadi Perbincangan Dunia

Seperti dilansir dari Astro Awani, dari Prediksi ini didasarkan pada data yang dirilis oleh SUTD Data-Driven Innovation Lab Jumat lalu.

Ini adalah hasil penilaian menggunakan setidaknya 97 persen model rentan terinfeksi-pulih (SIR) di 28 negara termasuk Malaysia Singapura dan Indonesia.

Model SIR digunakan untuk memodelkan penyebaran pandemi ini dengan menggunakan kalkulator grafik untuk merencanakan grafik.

Sebelumnya, model yang sama digunakan untuk memprediksi sejumlah penyakit seperti AIDS dan wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang melanda dunia pada tahun 2003.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)