Terdampak COVID-19, FUSO Putar Otak Jaga Penjualan

Kamis, 21 Mei 2020 - 12:00 WIB
loading...
Terdampak COVID-19, FUSO Putar Otak Jaga Penjualan
Salah satu Truk FUSO. FOTO/ WBS/ SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dampak Pandemi virus corona atau Covid-19 yang mengahantam banyak segela sektor perekonomian turut dirasakan. PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor truk dan bus Mitsubishi Fuso di Indonesia, ikut merasakan dampak pandemi virus corona.

Presiden Direktur KTB, Naoya Takai mengatakan, pandemi Covid-19 ini telah membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian, termasuk bisnis kendaraan niaga. Baca Juga: Perlu Tindakan Khusus, Indonesia Memasuki Puncak Bencana COVID-19

"Dari data retail sales kendaraan niaga (semua merek) turun hingga 36,1 persen untuk periode Januari-April 2020 dibanding periode yang sama tahun lalu," ujar pria yang akrab disapa Rocky saat konferensi virtual bersama media, Rabu (20/5/2020).

Pria yang baru saja menjabat sebagai Presdir KTB itu menjelaskan, data retail sales Mitsubishi Fuso periode Januari-April 2020 mencapai 9.628 unit atau turun 28,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Dilihat dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan retail Mitsubishi Fuso selama April 2020 total retail sales KTB hanya membukukan 1.119 unit atau turun 64 persen dibanding April 2019 sebanyak 3.116 unit.

Kendati demikian, dirinya tetap optimis, karena meski suplai dari diler ke konsumen tidak sebanyak biasanya, tapi perusahaannya teyap mendominasi pasar. Baca Juga: Yamaha NMax Roda Tiga 'Tricity' Siap Meluncur

"Meski begitu, kami tetap mendominasi secara absolut dengan pangsa pasar 47,8 persen. Tugas pertama saya sebagai presiden direktur, adalah memimpin perusahaan di tengah situasi krisis seperti sekarang ini,” tukasnya.

Sementara itu, Direktur Sales & Marketing PT KTB, Duljatmono menjelaskan, penurunan penjualan yang paling terdampak parah adalah segmen Medium Duty Truck (MDT) yang diisi Fuso Fighter.

"Segmen MDT paling drop. Sektor MDT meliputi infrastruktur, komoditas seperti sawit, bauksit, batubara, dan logistik. Tapi sejauh ini yang masih jalan sektor logistik," kata Duljatmono.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1640 seconds (0.1#10.140)