Akhirnya Tunduk Perintah Trump, Inggris Hapus Huawei dari Rencana 5G

Selasa, 26 Mei 2020 - 08:52 WIB
loading...
Akhirnya Tunduk Perintah Trump, Inggris Hapus Huawei dari Rencana 5G
Pemerintah Inggris menghapus keberadaan teknologi Huawei dalam proyek jaringan 5G-nya per tahun 2023. Foto/Ist
A A A
LONDON - Inggris akan mengapus Huawei dalam implementasi jaringan 5G di negara tersebut. Hal ini cukup mengejutkan karena sebelumnya mereka ngotot untuk menyertakan Huawei lantaran harganya yang kompetitif. (Baca juga: Rakyat Inggris Bakar BTS 5G karena Dituduh Menyebabkan COVID-19 )

"Tunduknya" Inggris terhadap Administrasi Trump disampaikan langsung oleh Perdana Menteri, Boris Johnson. Dia meminta agar keterlibatan Huawei dalam pembangunan infrastruktur di Inggris dikurangi menjadi nol pada 2023.

Menurut laporan Daily Telegraph, Inggris mengurangi keterlibatan perusahaan China sebagai upaya dalam meningkatkan pembicaraan perdagangan dengan Amerika Serikat. Sebab Inggris sudah keluar dari komunitas masyarakat ekonomi Uni Eropa.

“Dia (Johnson) masih menginginkan hubungan dengan China, tetapi kesepakatan Huawei akan ditingkatkan secara signifikan. Para pejabat telah diinstruksikan untuk membuat rencana mengurangi keterlibatan Huawei secepat mungkin,” kata seorang sumber kepada Telegraph yang dikutip dari Reuters, Selasa (26/5/2020)

Dipangkasnya keterlibatan Huawei ini menjadi perubahan arah bagi Inggris yang pada April lalu mengumumkan akan mengizinkan Huawei membangun jaringan 5G untuk ponsel. Hal tersebut berdasarkan keputusan mereka pada awal tahun bahwa perusahaan asal China itu bisa berkontribusi di bagian jaringan yang dinilai tidak sensitif, dengan membatasi keterlibatannya hanya 35%.

Seperti diketahui, AS sejak lama meragukan kamanan perangkat buatan Huawei dan memperingatkan negara sekutu agar lebih berhati-hati menggunakan produknya.

Sebelumnya, The Times melaporkan Johnson telah menginstruksikan pegawai negeri sipil untuk membuat rencana mengakhiri ketergantungan Inggris pada China disektor pasokan medis vital dan impor strategis lainnya.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2243 seconds (0.1#10.140)