Mengenal Herd Immunity dan Hubungannya dengan Wabah COVID-19

Rabu, 27 Mei 2020 - 17:52 WIB
loading...
Mengenal Herd Immunity dan Hubungannya dengan Wabah COVID-19
Epidemiologi yang bekerja pada penyakit kronis di Sydney, Australia, Gideon Meyerowitz-Katz, mengatakan, sampai kita memiliki vaksin, siapa pun yang berbicara tentang herd immunity sebagai strategi pencegahan COVID-19 adalah salah. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Istilah herd immunity mulai banyak dikenal dan diperbincangkan masyarakat di tengah pandemik COVID-19 . Namun istilah ini sebenarnya bukan istilah baru. (Baca juga: WHO: Vaksin Covid-19 Mungkin Baru Ditemukan Akhir 2021 )

Menurut Kementerian Kesehatan, herd immunity atau kekebalan kelompok (komunitas) merupakan situasi di mana sebagian besar masyarakat terlindungi atau kebal terhadap penyakit tertentu. Sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yakni turut terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan.

Belakangan, pemimpin dunia mengambil langkah ini untuk menghentikan atau mengendalikan penyebaran virus Corona baru, COVID-19. Sebut saja Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. (Baca juga: Ini Langkah Bio Farma Percepat Penemuan Obat COVID-19 )

Dikutip dari laman Healthline, herd immunity dapat terjadi dalam dua cara:
1. Banyak orang terjangkit penyakit ini dan pada waktunya membangun respons kekebalan terhadapnya (kekebalan alami).
2. Banyak orang divaksinasi terhadap penyakit tertentu untuk mendapatkan kekebalan.

Sementara itu, The Vaccine Knowledge Project at Oxford University, mengatakan, kepada The Independent, herd immunity "hanya bekerja" kalau mayoritas populasi telah divaksinasi terhadap suatu penyakit. Konsep ini juga tak mempan untuk seluruh penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin. (Baca juga: Wapres Tegaskan Pemerintah Lakukan Riset dan Inovasi Penanganan COVID-19 )

Organisasi tersebut mengungkapkan, herd immunity tidak seperti vaksinasi. Kekebalan komunitas tidak memberikan tingkat perlindungan individual yang tinggi sehingga itu bukanlah alternatif yang baik untuk menjadi imun.

Seperti yang diketahui hingga kini, belum ada vaksin untuk virus Corona. Para peneliti pun masih berusaha untuk mengembangkan vaksin tersebut. Jadi pembentukan herd immunity melalui vaksinasi belum bisa dilakukan.

Dikutip dari Science Alert, ahli epidemiologi yang bekerja pada penyakit kronis di Sydney, Australia, Gideon Meyerowitz-Katz, mengatakan, sampai kita memiliki vaksin, siapa pun yang berbicara tentang herd immunity sebagai strategi pencegahan COVID-19 adalah salah.

Cara terbaik yang bisa diterapkan adalah memutuskan rantai penularan, yakni dengan melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan. Yakni, terapkan physical distancing, lakukan cuci tangan secara rutin, jaga daya tahan tubuh, serta batasi pergi ke luar rumah.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)