Ilmuwan Australia Percaya Virus Corona Buatan Manusia

Jum'at, 29 Mei 2020 - 00:02 WIB
loading...
Ilmuwan Australia Percaya Virus Corona Buatan Manusia
Ilmuwan vaksin asal Australia, Nikolai Petrovsky, mengatakan, virus corona terindikasi dibuat oleh manusia di labolatorium. Alasannya, virus ini mampu beradaptasi hampir sempurna pada manusia. FOTO/ IST
A A A
SIDNEY - Hingga saat ini asal-usul virus corona belum bisa dipastikan. Seperti diketahui, dugaan awal virus mematikan itu berasal dari kelelawar. Tetapi pendapat yang menyatakan bahwa corona hasil buatan manusia juga tidak bisa diabaikan.

Senada dengan yang belakangan itu, ilmuwan vaksin asal Australia, Nikolai Petrovsky, mengatakan, virus corona terindikasi dibuat oleh manusia di labolatorium. Alasannya, virus ini mampu beradaptasi hampir sempurna pada manusia. BAC A JUGA - Bantu Ninja, Model 'Telanjang' Kawasaki Z650 Sugomi Diterjunkan

“Virus corona melekat lebih baik pada sel manusia dibandingkan hewan lainnya. Hal ini menjelaskan alasan corona telah menginfeksi (lebih dari) lima juta orang (di seluruh dunia),” kata Petrovsky, dikutip dari DailyMail, Kamis (28/5/2020).

Tim dari Flinders University di Adelaide dan Latrobe University di Melbourne, melakukan penelitian terkait seberapa baik SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, menginfeksi hewan yang berbeda. BACA JUGA : Suzuki Siapkan Penantang Yamaha XSR155 dan Honda CB150R Exmotion?

Hasilnya, virus corona mengikatkan diri pada molekul reseptor ACE2 dalam sel paru-paru menggunakan lonjakan protein. Semakin erat virus itu melekat, semakin tipis kemungkinan untuk dihilangkan, dan semakin besar potensi penyakit ini menjadi inang.

Sebenarnya Petrovsky berharap bisa menemukan hewan yang paling rentan terhadap virus itu, semisal kelelawar, dan juga menjadi sumber asli virus. Namun, dia terkejut ketika menemukan bahwa manusialah yang paling rentan.

Lebih lanjut, menurut dia, ketika menginfeksi tempat baru, virus biasanya membutuhkan waktu untuk menjadi lebih kuat. Tetapi tidak bagi COVID-19, tanpa perlu berevolusi sudah langsung optimal sejak pertama kali tertular.

“Ini adalah virus baru yang belum pernah ada pada manusia. Tetapi yang mengejutkan, memiliki ikatan yang sangat tinggi pada reseptor manusia,” tandasnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0960 seconds (0.1#10.140)