Indonesia sedang Membangun Observatorium Terbesar di Asia Tenggara

Selasa, 07 Juli 2020 - 18:02 WIB
loading...
Indonesia sedang Membangun Observatorium Terbesar di Asia Tenggara
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasiona
A A A
JAKARTA - Indonesia bakal memiliki teleskop optik berdiameter 3,8 meter. Alat ini bagian dari Observatorium Nasional Timau, dan akan menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara.

Observatirium merupakan sebuah sarana dengan perlengkapan pengamatan seperti teleskop, yang dapat digunakan untuk melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan astronomi. BACA JUGA - China Kembali Lahirkan Virus Baru, Pes Hantui Penduduk Mongolia

Pembangunan ini dilakukan oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inivasi Nasional (Kemenristek/BRIN), melalui Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). BACA JUGA - 8 Motor Ngebul Bekas yang Harganya Semakin Ugal-Ugalan di 2020

Sesuai namanya, Observatorium Nasional Timau berlokasi di kawasan hutan lindung lereng Gunung Timau, Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan akan menjadi objek wisata yang dinamakan Taman Nasional Langit Gelap.

“Untuk menetapkan Gunung Timau sebagai lokasi Observatorium Nasional, kajian kualitas langit untuk pengamatan sudah dilakukan selama lebih dari tujuh tahun oleh para astronom ITB (Institut Teknologi Bandung,” tulis Kemenristek/BRIN, melalui akun Twitter resminya, Selasa (7/7/2020).

Iklim maupun cuaca di wilayah Gunung Timau diklaim cocok untuk pengamatan astronomi. Terlebih wilayah Kupang juga dinilai sebagai wilayah yang memiliki kemarau panjang di Indonesia, sehingga langit pengamatan akan sering bebas dari awan.

Gunung Timau merupakan wilayah cagar alam yang kelestarian lingkungannya amat dijaga. Tidak sembarang bangunan didirikan di wilayah ini sehingga minim potensi untuk mengalami polusi cahaya.

Gunung Timau berada di pertengahan belahan langit Bumi karena dekat dengan khatulistiwa. Hal ini membuat Observatorium Nasional Timau nantinya akan mampu untuk mengamati Tata Surya di belahan langit utara (northern hemisphere), maupun belahan langit selatan (southern hemisphere).

“Keiistimewaan ini bahkan tidak dimiliki oleh observatorium lain di dunia, sebab kebanyakan observatorium berada di salah satu belahan saja,” tambah kementerian.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0849 seconds (0.1#10.140)