TikTok Perluas Larangan Aturan Ujaran Kebencian

Minggu, 25 Oktober 2020 - 07:15 WIB
loading...
TikTok Perluas Larangan Aturan Ujaran Kebencian
Aplikasi TikTok. FOTO/ Ist
A A A
BEIJING - TikTok telah melarang sejumlah ujaran kebencian dari platformnya, hanya beberapa hari setelah perusahaan tersebut mengumumkan tindakan keras terhadap gerakan konspirasis QAnon. BACA JUGA - Gempur Pasar Otomotif, MG Motor Indonesia Gandeng Mitra Pembiayaan

Ideologi yang penuh kebencian seperti neo-nazisme dan supremasi kulit putih, sudah dilarang di TikTok. Sekarang, moderasi akan diperluas untuk mencakup ideologi lain, seperti nasionalisme kulit putih dan teori genosida kulit putih. BACA JUGA - GMC Hummer EV Edition 1 Ludes Terjual Kurang dari 11 Menit

TikTok juga mengambil tindakan terhadap penyebaran bahasa, serta simbol atau kode terkait ucapan dan perilaku kebencian.

“Kami bangga telah mengambil langkah-langkah untuk menjaga komunitas kami aman, misalnya, dengan tidak mengizinkan konten yang menyangkal Holocaust dan tragedi kekerasan lainnya,” kata TikTok dikutip dari The Guardian.

"Kami tahu selalu ada lebih banyak yang dapat kami lakukan, itulah sebabnya kami mengambil tindakan lebih lanjut untuk menghapus informasi yang salah dan stereotip yang menyakitkan tentang komunitas Yahudi, Muslim, dan lainnya,” lanjut pernyataan tersebut.

Selain itu, perusahaan juga menghapus konten yang merugikan komunitas LGBTQ+.

"Kami juga menghapus konten yang menyakiti komunitas LGBTQ+ dengan menghapus ide-ide kebenciaan, termasuk konten yang mempromosikan terapi konversi dan ide bahwa tidak ada yang terlahir sebagai LGBTQ+," ungkap pihak TikToK.

Para pegiat di Sleeping Giants, sebuah kampanye anti-kebencian, menyambut baik perubahan kebijakan tersebut, tetapi mengatakan keefektifannya masih harus terus dipantau.

"Ujian sebenarnya, seperti biasa, adalah penegakan hukum," cuit mereka.

“Bandingkan ini dengan Facebook dan YouTube , yang hanya mengambil langkah-langkah seperti ini ketika didorong oleh pengiklan atau ketika itu bijaksana secara politik," sambungnya.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3382 seconds (0.1#10.140)